TSroBUGlBUr0BSClBUYoTpA5GY==
 Pemerintah Genjot Pembangunan Pabrik Methanol untuk Dukung Swasembada Energi

Pemerintah Genjot Pembangunan Pabrik Methanol untuk Dukung Swasembada Energi

Daftar Isi
×

MalukuOne.com  – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan pentingnya percepatan pembangunan pabrik methanol di dalam negeri untuk mendukung program energi biodiesel. Kehadiran pabrik ini dinilai menjadi elemen krusial dalam mewujudkan target pemerintah meningkatkan campuran bahan bakar biodiesel hingga 50% (B50) pada 2026.

“Pada 2025, kita akan melangkah ke B40, dan tahun 2026 menuju B50. Target ini tidak mungkin tercapai tanpa ketersediaan methanol sebagai bahan baku utama. Kita membutuhkan sekitar 2 hingga 2,3 juta ton methanol per tahun. Karena itu, hilirisasi di sektor hulu migas menjadi keharusan,” ujar Bahlil dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Investasi 2024 di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Sebagai langkah nyata, pemerintah merencanakan pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro, Jawa Timur, dengan nilai investasi yang mencapai USD 1,2 miliar. Pabrik ini diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan bahan baku biodiesel nasional.

“Jika kita ingin sukses dengan B40 dan B50, kita harus memperkuat pasokan Fame (Fatty Acid Methyl Ester) yang berasal dari methanol. Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama,” tambah Bahlil.

Visi besar pemerintah untuk menciptakan swasembada energi kembali ditegaskan oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam pidato perdananya sebagai Presiden RI di Gedung DPR/MPR RI, Minggu (20/10/2024), Prabowo menekankan pentingnya kemandirian energi di tengah ketegangan geopolitik global yang berpotensi mengganggu pasokan energi.

“Dunia saat ini berada dalam situasi yang tidak menentu. Konflik geopolitik membuat negara-negara fokus pada kepentingan nasional masing-masing. Indonesia harus siap menghadapi kemungkinan terburuk dengan memperkuat swasembada energi,” ungkap Prabowo.

Presiden juga menggarisbawahi kekayaan sumber daya alam Indonesia yang dapat dioptimalkan untuk menghasilkan energi terbarukan. Komoditas seperti kelapa sawit, singkong, tebu, sagu, dan jagung memiliki potensi besar untuk diolah menjadi sumber energi yang berkelanjutan.

“Indonesia dianugerahi Tuhan dengan sumber daya alam melimpah. Kelapa sawit bisa menghasilkan solar dan bensin, sementara tanaman lain seperti singkong dan jagung juga bisa menjadi alternatif energi. Pemerintahan yang saya pimpin akan fokus pada agenda besar ini,” tegas Prabowo.

Pembangunan pabrik methanol di Bojonegoro bukan hanya langkah strategis untuk mendukung program biodiesel, tetapi juga menjadi simbol dari transformasi energi Indonesia. Methanol yang dihasilkan akan menjadi bahan baku vital untuk meningkatkan persentase campuran biodiesel, yang sejalan dengan visi swasembada energi nasional.

Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri migas. Selain memperkuat sektor energi, investasi ini diharapkan membuka peluang lapangan kerja dan meningkatkan kontribusi industri lokal dalam perekonomian nasional.

Dengan ketegangan geopolitik global yang semakin intens, Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada impor energi dari negara lain. Program swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo menjadi strategi penting untuk memastikan ketahanan energi nasional.

Dukungan terhadap program biodiesel B50 bukan hanya tentang mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju energi bersih dan berkelanjutan.

Dengan pembangunan pabrik methanol, hilirisasi industri, dan pemanfaatan sumber daya alam lokal, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai kemandirian energi. Visi besar ini tidak hanya menjawab tantangan global, tetapi juga membuka peluang besar bagi masa depan energi nasional yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

 

0Komentar

Special Ads
Special Ads
Special Ads